Friday 12 June 2009

Boediono Neolib didemo Mahasiswa

Ini orang yang berperan besar mengucurkan BLBI lebih dari 100 triliun. Sekarang berlagak seperti pembela rakyat. Padahal aslinya pembela paling depan dari konglomerat-konglomerat maling.

Ini orang yang membebaskan sumber daya alam kita dikuras asing atas nama liberalisasi. Produk rotan yang tadinya hanya boleh diekspor setengah jadi, di tangan dia, boleh diekspor mentah. Akhirnya industri kecil dalam negeri yang mengandalkan rotan sebagai bahan baku kesulitan bersaing dengan perusahaan asing. Lalu sekarang ia datang berkampanye dengan dalih membela rakyat kecil.

Ini orang yang mendorong liberalisasi pendidikan. Lalu pendidikan asing boleh masuk dan agar bisa bersaing, perguruan tinggi negeri harus dicabut subsidinya. Lahirlah UU BHP.

Tapi di iklan televisi, kita lihat orang ini sangat santun, baik hati, selalu tersenyum. Ia mengkritik orang yang melakukan KKN. Sepertinya ia seorang pahlawan. Dan ketika mahasiswa-mahasiswa itu melancarkan protes, mereka ditangkapi polisi.





http://pemilu.detiknews.com/read/2009/06/13/124608/1147278/700/tolak-kedatangan-boediono-di-yogya-belasan-mahasiswa-ditangkap
Sabtu, 13/06/2009 12:46 WIB

Tolak Kedatangan Boediono di Yogya, Belasan Mahasiswa Ditangkap
Bagus Kurniawan - detikPemilu


Yogyakarta - Belasan mahasiswa Yogyakarta tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Rakyat untuk Kemandirian Bangsa (AMRKB) menggelar aksi menolak kedatangan calon wakil presiden (cawapres) Boediono di Yogyakarta. Namun baru lima menit beraksi, mahasiswa sudah keburu ditangkap polisi dan langsung di angkut ke Mapolres
Bantul.

Aksi digelar itu untuk menolak kedatangan Boediono yang tengah menghadiri acara diskusi publik dan peresmian mobil perpustakaan Kebangsaan di Gedung Jogja Expo Center (JEC) di Jl Janti, Sabtu (13/6/2009).

Mahasiswa menggelar orasi di pintu gerbang JEC. Mereka pun langsung membentangkan poster yang dibawa. Beberapa poster di antaranya bertuliskan 'Tolak Neoliberalisme', 'Boediono Antek Neolib', 'Tolak Hegemoni Asing', 'Say No To Neoliberalisme', dan 'Lawan Antek Antek Asing."

Namun ketika akan memasuki pintu gerbang, puluhan aparat Polres Bantul langsung mengepungnya. Kompol Franky Yusandi dari Polres Bantul langsung menanyakan surat izin aksi yang dilakukan massa AMRKB. Namun mereka tidak mempunyai surat izin dan ngotot tetap akan menggelar aksinya.

Saat didesak untuk bubar mahasiswa menolak. Mereka kemudian menyanyikan lagu Darah Juang. Belum bait lagu itu dinyanyikan, massa yang sudah dikepung aparat langsung didesak dan ditangkap untuk di masukkan ke dalam truk. Poster-poster yang dibawa juga disita petugas.

"Masukkan ke dalam truk, masukkan ke dalam truk," teriak salah seorang anggota polisi sambil mengejar beberapa orang mahasiswa yang akan melarikan diri.

Karena kalah banyak, mahasiswa pun tak kuasa dan akhirnya dimasukkan ke dalam truk untuk di bawa ke Mapolres Bantul. Meski sudah di dalam truk, mahasiswa tetap melakukan orasi.

Mereka menyatakan menolak capres dan cawapres yang pro asing atau neoliberalisme. "Capres dan cawapres semuanya antek-antek asing yang akan menjual negeri ini. Dan kami menolak mereka untuk pilpres 8 Juli nanti," teriak salah satu peserta yang ditangkap.

Kompol Franky Yusandi kepada wartawan mengatakan aksi demo itu tidak berizin sehingga pihaknya berhak untuk membubarkan dan mengamankannya. "Tidak ada izinnya," jawab dia singkat.

( bgs / djo )

No comments:

Post a Comment